Semarang, keperawatan.undip.ac.id - Bencana banjir yang melanda kelurahan Kemijen, Gayamsari, Semarang Timur beberapa hari lalu menjadi seruan bagi tim relawan (social volunteer) Prodi Ilmu Keperawatan Undip untuk terjun di lokasi pada Jumat (18/01/2013).
Ditengah jeda libur antar semester gasal 2012/2013, sebanyak 7 anggota aktif SV dikirim ke lokasi bencana bersama dengan tim PKPU Semarang. Mereka yang terjun langsung ke daerah bencana yaitu Iin, meiriza, aya, niken, thatit, lisa, dan putri.
Dilokasi bencana,tim memberikan pelayanan kesehatan dan pengobatan secara cuma-cuma untuk para korban bencana. Layanan ini dipusatkan di Posyandu Bhakti Ibu di RW III dan digelar mulai pukul 08.00 - 12 WIB.
Dalam kesempatan ini PKPU membawa serta satu unit mobil klinik yang difungsikan sebagai pembawa obat-obatan. Dengan dukungan para para dokter yang kompeten dan tenaga-tenaga muda dari tim relawan SV, proses layanan pun berjalan lancar.
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ini, warga pun harus mendaftar dan antre seperti layaknya di rumah sakit. Selain pemeriksaan kesehatan oleh tim ahli, layanan lain yang diberikan adalah pemberian obat, pengukuran berat badan anak-anak, dan pemeriksaan tekanan darah. Semua diberikan cuma-cuma pada para warga.
“Tempat ini sudah menjadi langganan banjir dari dahulu semenjak saya masih muda sampai sekarang ini. Namun 3 hari belakangan ini adalah yang terbesar. Banjir telah merendam sedikitnya 6 RT dengan ketinggian mencapai pinggang orang dewasa" demikian disampaikan Simin (73), salah satu korban bencana di lokasi.
"Sungai Banjir Kanal Timur meluber dan akhirnya air masuk ke kampung. Sementara banyak tambak yang ada disini. Akibatnya para pemilik tambak hanya bisa pasrah" tambahnya.
Lokasi desa yang memang bersebelahan dengan sungai banjir kanal timur dan berdekatan dengan laut menjadikan desa ini rentan terhadap banjir. Hal ini membuat warga harus selalu waspada, karena rob dan banjir bisa datang kapan saja.
Kebanyakan warga mengeluh gatal-gatal, seperti terserang kutu air dan ada pula sejumlah anak yang mengalami diare. Secara psikologis warga sudah cukup kebal dengan bencana ini. Mayoritas dari mereka merasa lelah dan capek memikirkan harta benda mereka yang terkena dampak banjir.
"Saya merasa pusing, capek nawu (mebuang air banjir) terus” keluh Sudiarti (47) saat antri di depan posko bersama cucunya Shakira (2,5).
Saat ini banjir sudah surut, hanya beberapa jalan yang masih tergenang air. Bantuan dari para tim relawan ini cukup berarti bagi warga yang tidak mampu, terlebih bagi mereka yang mengalami sakit yang tak kunjung sembuh karena tidakmampuan akan biaya berobat. (Lisa/Media/SV/Nur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar